Monday, September 03, 2007

Who wants to live and love forever?

'Who wants to live forever' itu judul dari salah satu lagu terkenal dari Queen. Lagu tersebut merupakan bagian dari inspirasiku untuk mencurahkan pikiranku tentang keabadian dan infinity. Apalagi aku baru menghadiri sakramen perkawinan, makin lengkaplah semuanya.

Jadi begini, sudah semenjak beberapa bulan ini hidup aku pasrahkan saja kepada Sang Pencipta. Mengapa aku katakan begitu? I don't know what life is. Ada banyak misteri dalam kehidupan yang menurut aku tidak akan pernah ditemukan jawaban atasnya. Yang membuat aku pasrah ada 2 hal, keabadian dan infinity (tak terhingga). Keduanya berhubungan dalam ruang dan waktu. Infinity dan eternity sama-sama bermakna forever atau selamanya, yang artinya tak akan pernah berakhir. Infinity berhubungan dengan ruang, sedangkan eternity berhubungan dengan waktu. Kita sekarang ini hidup di dalam sebuah jagad raya yang katanya bakal ada selamanya. Therefore, infinity and eternity exist if the theory holds.

Infinity. Can be obtained by dividing anything, except zero, by zero. No one has been able to perfectly visualize infinity because there's no good reference to show it. Infinity is anything divided by zero. What is zero? At school, we learn that zero is a single point. However, it is not true. Zero is not a point; zero is nothing. Meaning that it exists but we can't see it. We can still see particles in nanometer scale, but zero doesn't have any dimensions at all. As a number approaches zero, the denominator approaches infinity. As a result, we can not see zero and infinity. Infinity becomes a big problem for me at the time I start thinking about how big the universe is. It is stupid because everyone says that it is infinite. The question is where are we right now? I want to know why earth is located in a solar system inside the Milky Way Galaxy. Is the universe created only for human being? If God creates human being on earth, does God also creates other beings in other planets in other galaxies or does every planet has its own God? I feel that I'm lost and I can't do anything. It feels like I'm trapped with more than a billion people here on earth. Probably from another reference point, we are the zero and someone see that universe is definitely infinite. No one knows that. We even have a limit according to Einstein's Postulates. We have a cosmic speed limit, the speed of light. We can not exceed the speed of light because we need infinite amount of energy to accelerate something to speed of light. If that's true, we won't be able to find how big the universe is.

Eternity. It is related to the wedding that I've mentioned earlier. It's about love, unending love. When we say eternity, it means time will never stop. Keeps on going forever. What I'm asking is that where are we going? I don't know where time is going to lead us if the time keeps moving. In our lives, we are already used to the doctrine that everything has an end, even our lives. We are going to die eventually. Everything is going to vanish, even the stars and the galaxies (like I've said in my previous blog). However, this rotation keeps on going forever, towards eternity, and we are just a little part of it. Why are we here now at this time? Once again I feel I'm lost. I have to follow the flow of the time (until I die for now), and I can't make a change for it. It is fixed.

This what makes me start thinking of how difficult a marriage is. I say difficult because I have to love my spouse forever. Forever seems to be a burden for me because I don't know how long it is. It is not defined. All things we know in life is defined, except infinity and eternity. I want to love someone but I don't know if I can love her forever. It's a hard thing to do. Yesterday I went to a wedding. During the blessings for the couples, the bride and the groom said to each other that they will love his or her spouse until he or she dies. Isn't it supposed to be forever? If I only love my wife in a lifetime, what is going to happen after I die? Won't I see her again if I go to heaven? I really love someone and she knows that I love her, but this thing sometimes disturbs my mind. It is a great trial that every couple will face when they are married. Divorce means a violation to the promise one makes to God.

In short, eternity and infinity has changed my view about this life. I am nothing. Because I can't find the answer elsewhere, I lean my body onto God. For me, it is the only way to find the answer. If someone can explain to me about eternity and infinity perfectly to me, my view will probably change. Infinity and eternity become a big mystery of how great God is. It makes me scared because I don't know where we are and where we are heading to. I just kneel down and pray that I will be safe in my life.

Sunday, August 26, 2007

Strip Club

Baru saja semalam aku pergi ke Strip Club. Club yang menawarkan wanita-wanita telanjang sebagai hiburan tapi tidak boleh disentuh(sungguh menyedihkan bukan?). Aku diajak teman; aku pikir sekali saja akan aku lihat seperti apa tempat itu. Tidak ada kesan istimewa dari club itu. Yang ada begitu aku masuk, aku langsung merasa aneh. Aneh karena baru seperti melihat kenyataan. Terutama melihat wanita-wanita yang dijadikan obyekan di sana.

Dari segi tempat, cukup kotor. Begitu aku keluar dari tempat itu, seluruh badanku, termasuk baju, bau rokok. Jelas saja bau rokok, orang merokok di mana-mana dan tak ada ventilasi untuk asap keluar. Aku tak habis membayangkan betapa baunya stripper-stripper karena mereka terus bugil.

Semakin malam semakin banyak orang yang datang. Membuat tempat begitu sesak. Lebih baik di rumah bersantai sambil bermain piano. Lebih nikmat rasanya, ada kepuasan tersendiri.

Aku kasihan melihat wanita-wanita yang bekerja sebagai stripper. Apa mereka menikmati yang lakukan? Atau hanya karena terpaksa? Mempertontonkan bagian-bagian tubuh terlarang mereka dan menggunakanya untuk menghibur orang-orang di sana yang kebanyakan pria; termasuk saya. Terutama setiap kali ada seseorang meminta lap dance. Sudah seperti meminta sembako, harus mengantri dan stripper tersebut akan melayani para pemohon satu-satu. Beberapa temanku mencoba. Yah, stripper-stripper itu menari-nari erotis sambil melepaskan pakaian seadanya yang mereka kenakan. Setelah selesai, pakaian dikenakan lagi. Bayangkan bila mereka harus melakukanya untuk beberapa orang. Apa yang mereka dapatkan dengan melakukan itu selain uang? Apa mereka mendapatkan kepuasan? Bagus kalau memang begitu, setidaknya mereka bahagia dengan apa yang mereka lakukan. Bila tidak, lebih baik cari pekerjaan lain yang lebih "wajar". Bahkan ada beberapa wanita yang kelihatan tua. Aku rasa hampir seluruh bagian tubuhnya ditanami plastik. Kasihan sekali aku melihatnya. Melakukan hal seperti itu hanya untuk mempertahankan pasar mereka di club tersebut.

Aku dan temanku tertarik dengan salah seorang stripper yang cantik. Tercantik di antara stripper-stripper yang lain karena hanya dia yang membuat aku cukup bergairah untuk berada di sana (Akus sudah cukup bosan di sana karena hanya melihat dan tak bisa lebih hehehe). Even though her boobs aren't big, she's really hot. Pertama kita melihat dia melenggak-lenggok di meja bar di mana kita duduk. Kita berdua seakan terpana pada wanita yang satu ini. Temanku tak lama mengatakan dia ingin lap dance dari wanita ini. Setelah dia selesai di meja bar di mana aku berada, dia pergi ke tempat lain. Mungkin memenuhi pesanan lap dance. Setelah temanku melihat dia dari tempat kami duduk, dia meminta aku untuk memanggil stripper tersebut. Tak lama, ia datang. Dia cukup ramah karena cipika dulu dengan kami semua yang berada di sana. Lalu dia mengira aku yang meminta, tapi aku langsung memberikan tanda padanya bahwa temanku yang meminta. Dia tak langsung memulai. Dia mengajak bicara temanku dulu. Dia menanyakan namanya dan namaku juga. Setelah selesai berbincang-bincang, lap dance pun dimulai. Malas aku menjelaskan secara detail. Bayangkan sendiri juga bisa. Yang pasti this girl is really hot and pretty. My friend said to me, "I really want her." Aku rasa aku juga berpikir begitu hehehehe. Temanku bilang dia sekolah di Emory University, sebuah universitas swasta yang berkualitas tinggi di Georgia dan Amerika. Tidak tahu benar atau tidak. Dia hanya bekerja Jumat dan Sabtu. Akan tetapi untuk apa dia menjadi seorang stripper? Emory University adalah universitas untuk orang-orang berduit. Manusia tidak akan mengerti apa keinginan manusia lain.

Kalau ada yang penasaran, boleh lha sekali-kali mampir. For me, that place just wastes my money. Beruntung aku tidak mengeluarkan banyak uang kemarin. Jadi tidak merasa rugi. Aku rasa tempat itu adalah tempat bagi orang-orang yang iseng atau desperate.

Tuesday, December 26, 2006

Maksud Kehidupan

Semakin gw berpikir tentang kehidupan ini, semakin gw takut untuk menghadapi kenyataan yang baru saja terlintas di dalam pikiran gw. Pikiran itu kadang menghantui gw sangat dalam hingga bisa berlarut-larut sampai berhari-hari. Kadang gw pikir tidak penting, tapi sebenarnya apa sih maksud dari adanya kehidupan kita manusia ini di dunia? Apa semua hal yang kita lakukan dan kita banggakan selama hidup di dunia ini akan kita rasakan setelah kita mati nanti? Semakin gw berpikir tentang hal ini, semakin gw merasa kecil dan takut karena ternyata manusia itu tidak ada apa-apanya di hadapan Tuhan. Memang tidak semua orang bisa menerima pernyataan ini, tapi begitulah kenyataanya menurut gw. Apa ada satu orang saja yang bisa menjelaskan mengapa kehidupan bisa terjadi? Mengapa kita mahluk hidup bisa diciptakan hanya dengan gas dan atom-atom? Buat gw, tidak masuk di akal! Bagaimana gas dapat membentuk manusia? Yang menjadi perbedaan adalah kita hidup dan kita sadar. Sedangkan gas adalah suatu unsur yang mati. Memang tubuh kita terbentuk dari unsur-unsur kimia, tapi manusia mempunyai jiwa yang tak pernah bisa dijelaskan dengan ilmu pengetahuan yang ada saat ini. Manusia menghindari untuk menjawab pertanyaan ini dengan mengelak dan menolak keberadaan Sang Pencipta, yang saya yakin hidup dan tinggal bersama manusia. Mengapa manusia dapat begitu beruntung dapat hidup di dunia yang dapat "memenuhi" kebutuhan manusia? Manusia dapat bernafas, itu yang paling penting! Bagaimana bila oksigen sudah tak ada lagi? Manusia musnah! Semua yang ada di dunia ini sungguh terlihat tercipta untuk manusia dan mahluk hidup lainya. Ditambah dengan kenyataan bahwa kita seolah-olah tak tahu ada di mana. Tak ada yang tahu tentang segala fakta dalam alam semesta ini. Mengenal bumi saja belum tentu sampai 50%. Seakan-akan semua yang diciptakan oleh Sang Pencipta di alam semesta ini tidak boleh diketahui dan dilampaui oleh manusia. Kita tidak tahu planet terdekat mana yang dapat ditinggali. Kita tidak bisa mencapai kecepatan cahaya karena berbagai macam sebab.

Semakin gw berpikir semakin dalam (Mungkin yang terdalam yang pernah gw pikir), kita manusia seperti di ujung tanduk. Sang Pencipta dapat memusnahkan kita, ciptaan-Nya, kapan saja yang Ia mau. Gw juga terus mencari tahu apa maksud dari kehidupan yang gw jalani saat ini. Gw terlalu lemah dan tak berarti apa-apa di hadapan Sang Pencipta karena gw tahu bahwa apa pun bisa terjadi terhadap dunia ini. Kapan saja! Malah kadang gw merasa bahwa jiwa gw yang hidup bukan raga gw karena mungkin banyak orang yang mengatakan bahwa raga hanya sementara. Dari kesimpulan pemikiran yang tampak tak ada gunanya ini, gw makin ingin mendekatkan diri kepada Tuhan karena gw pikir gw sangatlah lemah bagaikan sebutir pasir di padang gurun. Gw ingin jiwa gw hidup karena jiwalah yang menggerakkan raga manusia. Meskipun tak dapat dijelaskan secara ilmiah, itulah kesimpulan gw.

Gw ingin makin terus mendekatkan diri dan kalau bisa bertemu dengan Tuhan. Hanya Dia yang bisa membimbing gw di dunia dan kehidupan yang tak berkesudahan. Tak berkesudahan artinya tak terhingga. Di dunia ini tak ada satu orang pun yang dapat mendefinisikanya secara konkrit. Itu pula yang semakin membuat gw takut. Kita sudah terbiasa dengan suatu akhir. Semua pasti ada akhir di dunia ini, tapi kita akan menghadapi sesuatu yang abadi. Semakin gw berpikir dalam mengenai hal ini, semakin takut gw dan ingin sekali berada di samping Sang Pencipta dan mohon bimbingan-Nya. Tak ada satu orang pun yang tahu akan maksud dari kehidupan ini.

Thursday, September 07, 2006

Bukan Suatu Maksud, Hanya Keluhan

Aku yang mengundang, aku yang ditendang.
Aku yang diminta, aku yang dibuang.

Pertemanan yang hanyalah sekilas lalu, yang lewat hanya untuk suatu tujuan.
Hanya pemanfaatan untuk mendapatkan kesenangan di atas penderitaan.
Apakah yang diinginkan manusia seperti ini?

Tidak ada suatu kejelasan yang didapat dari kata hatinya.
Hanya kelabu yang tak tentu didalamnya.
Putih tersamar, gelap tersembunyi.
Pertemanan adalah baginya suatu tujuan.

Untuk tidak kenal lama denganya sehingga aku tak perlu kesal karenanya.
Tidak ada satu konfirmasi yang logis untuk memutihkan segala kelam.
Tak tahu aku yang mana yang benar, hanya terdiam dan membiarkan ia hidup dalam kesenanganya.
Hanya karena seorang wanita, hubungan menjadi lebar.

Tuesday, August 15, 2006

Kegalauan Hati

Mengapa aku begitu galau? Seakan duniaku runtuh dan aku ingin sekali melepaskan segalanya dan kembali ke hadirat-Nya.

Apakah aku terpengaruh orang lain sehingga menjadi sepi dan sendiri dalam suatu ruang hampa tanpa ujung? Tidak ada satu pun cahaya menyinari harapan dan asa hari ini. Semuanya buta dan tak terjangkau. Semua impian dan harapan akan masa depan sirna dan tak kembali. Esok rasanya tak dapat dilalui.

Aku takut akan kehidupan ini karena aku ingin membuatnya bermakna. Akan tetapi aku tak tahu jalan menuju ke sana. Hilang sudah dan aku harus kembali mengumpulkan semua sisa-sisa tenaga untuk kembali ke jalan yang benar.

Mudah-mudahan semuanya berlalu dan aku dapat kembali ke dunia lagi.

Friday, August 11, 2006

Hukuman Mati

Apakah hukuman mati ini adalah suatu hal yang benar?
Bukankah itu sama saja dengan pembunuhan berencana?
Walaupun dilakukan atas dasar hukum, apakah hukum itu benar dan adil?
Apakah Tuhan yang membuat hukum untuk melegalkan hukuman mati?
Apakah manusia menerima Wahyu bahwa suatu pelanggaran tertentu diganjar hukuman mati?
Apakah suatu kesalahan dapat dikorelasikan secara tepat dengan jumlah hukuman atau denda?
Siapkah yang membuat keputusan untuk mati kalau bukan hakim?
Apakah hakim adalah Tuhan?
Apakah ia tahu mana yang benar dan mana yang salah?
Bukankah si pembuat keputusan telah memutuskan untuk membunuh seseorang?
Bukankah hidup dan mati ada di tangan Tuhan, bukan di tangan manusia?

Bisa dibilang kalau terpidana mati belum sampai pada ajalnya, tapi mereka harus "dibunuh" karena suatu kesalahan. Manusia yang memutuskan. Kalau ada yang mengatakan memang sesuai hukum, berarti hukum tersebut telah melanggar ajaran agama untuk tidak saling membunuh. Semuanya "dilegalkan" atas nama hukum yang menaungi suatu negara. Tidak ada yang tahu apa kebenaran itu. Yang "dilegalkan" itu sama saja dengan membunuh. Tapi tidak dianggap membunuh karena "dilegalkan." Terlalu banyak kontroversi yang ada dalam hadirnya hukuman mati. Si pembuat hukuman mati itu juga pasti akan mengecam hukuman mati itu kalau dirinya divonis hukuman mati.

Ada politik di dalamnya.

Thursday, July 27, 2006

Aku Jatuh Cinta

Telah lama aku jatuh cinta, tapi rasanya akhir-akhir ini aku merasakan rasa cinta semakin dewasa, kuat, dan "bertambah." Meskipun cinta tidak dapat diukur, aku merasakan cinta semakin melekat di hatiku. Oh, indahnya rasa cinta itu, apalagi bila rasa cinta itu dapat disalurkan. Aku hanya bertahan saja dan menahan rasa cintaku yang dalam ini seorang diri. Kadang aku berpikir untuk menyalurkan cinta ini, tapi aku tidak bisa. Hanya dirinya seoranglah yang aku cintai, aku tak dapat melukai hatinya atau sampai merusak hubungan ini. Aku terlalu mencintainya, sangat dan teramat yang tak dapat lagi diungkapkan lagi dengan kata-kata.

Begitu indah rasa cinta ini bila dapat diekspresikan. Aku pun tak tahu mengapa aku bisa merasakan hal ini, mudah-mudahan cintaku merasakan hal yang sama. Rasa cinta yang menggebu-gebu dalam hatiku ini memicu kerinduan yang sangat dalam dan menghancurkan segala pikiran tentang mencari belaian lain. Terlalu dalam cinta ini sampai-sampai aku merasa sepi dan hanya dengan dialah ingin kuhabiskan waktu. Hanya bersamanya. Seakan ada kontak batin di antara dia dan aku. Apakah dia merasakan hal yang sama?

Terlalu panjang dan tidak realistis bila aku hanya berkata ini dan itu tentang cinta. Karena cinta lebih indah diekspresikan dengan perbuatan daripada dengan tulisan. Ironisnya, aku jauh darinya, tapi rasa cinta mendekatkan aku dengan dia. Tulisan pun menjadi satu-satunya jalan untuk mengekspresikan cinta. Aku mengatakan cinta dengan sepenuh hati karena aku memang telah merasakan cinta, seperti resonansi perasaan dua orang manusia yang membuat hati merasa tak tentu. Jaraklah yang mendewasakan cinta.